Senin, 10 Desember 2012

karakteristik perkembangan remaja


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang

Periodesasi perkembangan manusia berlangsung mulai dari fase prenatal, infancy, bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa dan lanjut usia. Masing-masing fase itu memliki karakteristik yang khas. Perpindahan dari suatu fase ke fase berikutnya terjadi perubahan.
Inteligensi mempunyai sumbangan yang cukup bermakna (signifikan) terhadap prestasi dan keberhasilan belajar seseorang. Kebermaknaan ini dibandingkan dengan aspek-aspek di luar inteligensi seperti kepribadian, motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar. Ada beberapa plihan kegiatan yang dapat dilakukan guru (sekolah) dalam menstimulasi perkembangan inteligensi peserta didik.

B.       Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah karakteristik perkembangan inteligensi pada remaja?
2.      Usaha apa sajakah yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru dalam membantu perkembangan inteligensi remaja?

C.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
2.      Menjelaskan tentang karakteristik perkembangan inteligensi pada remaja.
3.      Menjelaskan usaha-usaha apa saja yang harus dilakukan oleh orang tua dan guru dalam membantu perkembangan inteligensi remaja.
D.      Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1.         Agar pembaca dapat memahami karakteristik perkembangan inteligensi pada remaja.
2.         Supaya pembaca dapat mengetahui usaha-usaha apa saja yang harus dilakukan oleh orang tua dan guru dalam membantu perkembangan inteligensi remaja


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Karakteristik Perkembangan Inteligensi Remaja
Pada periode remaja inteligensi berkembang semakin berkualitas dengan bertambahnya kemampuan remaja untuk menganalisis dan memikirkan hal-hal yang abstrak, akibatnya remaja makin kritis dan dapat berpikir dengan baik. Pikiran remaja sering dipengaruhi oleh teori-teori dan ide-ide sehingga menimbulkan sikap kritis terhadap lingkungannya. Pendapat orang tua sering di banding-bandingkan dengan teori yang di internalisasi remaja. Akibatnya, sering terjadi pertentangan antara sikap kritis remaja dan aturan-aturan, adat-istiadat, kebiasaan, dan norma-norma yang berlaku di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat.
Sebagai akibat remaja telah mampu berpikir secara abstrak dan hipotesis, maka pola pikir remaja menunjukkan kekhususan sebagai berikut:
1.      Timbul kesadaran berpikir tentang berbagai kemungkinan tentang dirinya.
2.      Mulai memikirkan bayangan tentang dirinya pada masa yang akan datang.
3.      Mampu memahami norma dan nilai-nilai yang berlaku dilingkungannya.
4.      Bersifat kritis terhadap berbagai masalah yang di hadapi.
5.      Mampu menggunakan teori-teori dan ilmu pengetahuan yang dimiliki.
6.      Dapat mengasimilasikan fakta-fakta baru dan fakta-fakta lama.
7.      Dapat membedakan mana yang pentng dan mana yang tidak penting.
8.      Mampu mengambil manfaat dari pengalaman.
9.      Makin berkembangnya rasa toleransi terhadap orang lain yang berbeda pendapat dengannya.
10.  Mulai mampu berpikir tentang masalah yang tidak konkret seperti pilihan pekerjaan, kelanjutan studi, dan perkawinan.
11.  Mulai memiliki pertimbangan-pertimbangan yang rasional.
Taraf kecerdasan masing-masing individu tidak sama, ada yang rendah, sedang, dan ada yang tergolong tinggi. Perbedaan itu telah ada sejak lahir, namun perkembangan selanjutnya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Untuk memperjelas pengklasifikasian inteligensi, berikut ini dikemukakan pengklasifikasian menurut Binet dan WAIS-R (dalam Azwar 1996).

IQ
Persentase
Klasifikasi
160-169
0.03
Sangat Superior
150-159
0.20
140-149
1.10
130-139
3.10
superior
120-129
8.20
110-119
18.10
Rata-rata Tinggi
100-109
23.50
Rata-rata Normal
90-99
23.00
80-89
14.50
Rata-rata Rendah
70-79
5.60
Batas Lemah
60-69
2.00
Lemah Mental
50-59
0.40
40-49
0.20
30-39
0.03
Tabel Distribusi IQ untuk Kelompok Standarisasi Tes Binet Tahun
1937 (dalam Azwar, 1996)

IQ
Persentase
Klasifikasi
Teoritis
Sample
≥130
2.2
2.6
Sangat Superior
120-129
6.7
6.9
Superior
110-119
16.1
16.6
Di Atas Rata-rata
90-109
50.0
49.1
Rata-rata
80-89
16.1
16.1
Di Bawah Rata-rata
70-79
6.7
6.4
Batas Lemah
≤69
2.2
2.3
Lemah Mental
Distribusi Persantase IQ untuk Sampel Standarisasi WAIS-R
Tahun 1981 (dalam Azwar, 1996)

B.       Usaha Orang Tua dan Guru Membantu Perkembangan Inteligensi Remaja

Potensi intelektual tidak dapat berkembang dengan sempurna tanpa mendapatkan perlakuan dari lingkungan. Oleh karena itu, keluarga dan sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam mengembangkan kecerdasan anak. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain berikut ini.
1.      Dalam proses belajar mengajar hendaknya orang tua atau guru hendaknya lebih mengutamakan proses dari pada hasil. Misalnya, dalam memberikan pertanyaan kepada peserta didik tidak mengutamakan betul atau salah jawabannya semata, tetapi yang lebih penting dihargai adalah keberaniannya untuk mengemukakan pendapatnya itu.
2.      Menggunakan metode pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir, misalnya metode penemuan (inquiry), diskusi dan sejenisnya.
3.      Guru membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang bersifat abstrak.
4.      Menyediakan fasilitas yang memadai untuk menumbuhkembangkan taraf kecerdasan anak, misalnya bahan bacaan, peralatan labor, permainan, dan sebagainya.
5.      Memberikan tugas sekolah dengan berbagai macam metode yang dapat merangsang dan mengembangkan daya pikir.

BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan

Perkembangan intligensi remaja sedang berada pada tahap ke empat yang disebut periode operasional formal. Dengan demikian seyogyanya remaja telah mampu berpikir secara abstrak, mampu berpikir berbagai kemungkinan tentang dirinya, kelanjutan studi, jenis pekerjaan yang cocok, manfaat pengalaman hidup, dan hubungan antara berbagai macam fakta.

B.       Saran
Penulis mengaharapkan semoga dengan penulisan makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca terutama kita sebagai calon pendidik dan konselor dapat memahami apa-apa saja yang karakteristik perkembangan inteligensi remaja sehingga kita mampu memberikan pengajaran dan pelayanan yang tepat sasaran sesuai kebutuhan remaja sebagai peserta didik kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar